Skip to main content

Sulit Distribusikan Bantuan : Lokasi Pengungsi Tersebar di Banyak Titik

RADAR JOGJA - Menangani pengungsi berjumlah puluhan ribu orang dengan lokasi tidak tersentral, bukan hal mudah bagi Pemprov DIJ. Lokasi pengungsian yang tersebar di berbagai titik itu menimbulkan kendala tersendiri. Terutama menyangkut distribusi bantuan makan bagi pengungsi.

’’Rentang kendali untuk dapur umum menjadi luar biasa,’’ ujar Gubernur DIJ Hamengku Buwono X saat menerima kunjungan silaturahim pengurus PWI Cabang Jogja yang dipimpin Sihono Harto Taruno (ketua) dan Primaswolo Sudjono (sekretaris) di Kepatihan kemarin (9/11).

Gubernur membeberkan, dapur umum yang berada di Youth Center Cebongan, Mlati, Sleman harus melayani 1.900 pengungsi di lokasi tersebut plus 10 ribu pengungsi yang tersebar di 11 titik pengungsian.
Menurut HB X, kapasitas dapur umum di Youth Center masih mampu mencukupi karena kapasitas dapat melayani 15 ribu pengungsi. Namun untuk menjangkau pengungsi di luar Youth Center diperlukan transportasi lebih banyak agar bantuan makanan dapat didistribusikan ke sepuluh lokasi lainnya.

Dapur umum selama krisis Merapi terbagi menjadi tiga tempat. Yakni Youth Center untuk wilayah Barat, Stadion Maguwoharjo wilayah timur dan Jogja Expo Center (JEC) melayani wilayah selatan. ’’Masing-masing sudah mendapatkan alokasi untuk distribusi makanan bagi pengungsi,’’ terang HB X.

Untuk mengefektifkan dapur umum, pemprov juga telah menambah gas elpiji, alat masak seperti wajan agar kapasitas dapur umum bisa ditambah sehingga tenaga masak tidak harus memasak berkali-kali. Mayoritas tenaga dapur umum berasal dari TNI didukung anggota Taruna Siaga Bencana (Tagana). ’’Ini untuk penghematan,’’ katanya.
Pada kesempatan itu, HB X juga menyampaikan keheranannya dengan dengan adanya kelompok-kelompok yang menarik pengungsi untuk berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain sehingga sebaran pengungsi menjadi demikian luas. Gubernur merasa khawatir ada target dan kepentingan dari kelompok tertentu di balik pemindahan itu. Sebab, pemindahan itu dilakukan pada pukul 01.00 dini hari. ’’Saya tak mengerti dengan semua itu,’’ tutur raja Keraton Jogja ini.

Akibat pemindahan lokasi pengungsi itulah, pemprov kesulitan mengelola distribusi bantuan makanan. Padahal pemprov punya komitmen kebutuhan makanan pengungsi menjadi tanggung jawab pemerintah.

Demi memudahkan manajemen penanganan pengungsi, gubernur juga wanti-wanti kepada masyarakat, kepala desa, dan dukuh yang wilayahnya menjadi lokasi pengungsian segera berkoordinasi dengan pemerintah provinsi, kabupaten atau kota setempat. Koordinasi itu diperkukan agar pengungsi bisa dibantu mendapatkan pelayanan dari pemerintah daerah lebih baik. ’’Baik itu layanan kesehatan, fasilitas MCK, dan bantuan untuk makan pagi, siang maupun makan sore,’’ paparnya.

Bila tak dikoordinasikan, HB X mempertanyakan apa mungkin lurah atau camat bisa membiayai keberlanjutan hidup para pengungsi tersebut. Khususnya terkait keberlangsungan suplai bahan bantuan makanan dan fasiltas lainnya.

’’Mungkin kalau satu, dua hari tidak menghadapi masalah. Tapi, bagaimana kalau lebih dari itu dan krisis Merapi belum dapat kita prediksi akan berakhir kapan. Ketimbang menjadi beban lebih baik dikordinasikan dan suplai makanan dikirim dari dapur umum terdekat,’’ pinta ayah lima puteri ini.

Disinggung kemungkinan adanya penggabungan lokasi pengungsian menjadi beberapa titik saja, HB X khawatir itu malah memunculkan masalah baru. Sebab, mereka kemungkinan telah merasa aman dan nyaman sehingga kalau dipaksakan dipindahkan akan menjadi beban psikologis tersendiri.

’’Yang penting pemerintah memberikan fasilitas seperti transportasi untuk mendistribusikan bahan makanan dan akomodasi lainnya agar pengungsi tak telantar,’’ terang Dewan Pembina Gerakan Nasional Demokrat ini.

Terpisah, Wakil Ketua Komisi B DPRD DIJ Ahmad Sumiyanto minta agar koordinasi penanganan pengungsi terus diintensifkan. Selama ini birokrasi penanganan pengungsi oleh pemerintah kerap menimbulkan masalah.

Antok, sapaan akrabnya juga minta agar pemprov segera minta kejelasan pembagian tugas dan tanggung jawab antara pusat, provinsi dan kabupaten serta kota dalam menangani pengungsi Merapi. ’’Apa maksud dan implementasi diambil alih pusat harus jelas karena pemerintah sudah menyatakan Merapi merupakan bencana nasional,’’ desaknya. (kus)

Comments

Popular posts from this blog

Matahari Godean Grup : Belanja Online via Whatsapp

Untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga masyarakat Jogjakarta umumnya dan masyarakat Godean khususnya dan untuk mempermudah belanja tanpa antrian  dan tanpa perlu datang ke toko maka Matahari Godean Grup ( Toserba Matahari Godean & Mth Fashion ) Jl. Saronodipoyo - Utara Pasar Godean membuka layanan Belanja Online via Whatsapp sebagai Berikut : Toserba Matahari Godean : Belanja Online via Whatsapp untuk kebutuhan sebagai berikut : Ringkasan Paket Sembako *dapat disesuaikan dengan kebutuhan anda (check via whatsapp) Mth Fashion : Untuk belanja Online kebutuhan Sandang/Fashion Keluarga, Untuk produk-produk bisa Anda lihat di Instagram : https://www.instagram.com/mth.fashion.online.shop/  (updated) Untuk Informasi Lebih lanjut bisa kontak Nomor Whatsapp masing-masing. Selamat Berbelanja secara Online | Jangan lupa informasikan ke keluarga dan rekan-rekan anda.

Bencana Alam-Tebing Longsor Terjang Satu Rumah

KULONPROGO– Rumah milik MitroWidarto,78,warga Dusun Semawung, Desa Banjaroya, Kecamatan Kalibawang rusak parah setelah tertimbun tanah longsor pada Selasa (10/1) malam. Tiga rumah dan satu musala yang berdekatan dengan rumah milik korban juga terancam. Kejadian tersebut terjadi pada Selasa (10/1) sekitar pukul 21.30 WIB diawali dengan hujan yang cukup deras sejak pukul 16.00. Akibatnya, tebing di belakang rumahnya ambrol sejauh 300 meter hingga menghantam rumahnya. ”Kerugian kami sekitar Rp30 juta,” ujar Mitro kemarin. Dua rumah milik Suranto, 55 dan Wahyudi,58,juga terancam. Kedua warga ini merupakan anak kandung korban. Rumah milik Sutopo, tetangga korban, juga terancam karena hanya berjarak tidak lebih dari 200 meter. ”Tiga rumah dan satu musala terancam,” ucapnya. Awal 2012 lalu sebenarnya tebing di belakang rumahnya juga longsor.Namun,waktu itu volumenya tidak besar dan tidak sampai menerjang rumah. ”Jadi ini longsoran yang kedua. Longsoran pertama hanya kecil, yang kedua s...

Polda DIY Tangkap Pelaku Perampokan Toko Emas

YOGYAKARTA - Jajaran Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda DIY berhasil menangkap tujuh pelaku perampokan toko emas. Mereka ini biasa beroperasi dengan menebar kekejaman.  Dalam aksinya para perampok ini selalu membekali diri dengan tujuh senjata api yang berupa empat pistol FN dan tiga pistol rakitan. Direktur Reserse Kriminal Umum (Reskrimum) Polda DIY Kombes Kris Erlangga didampingi Kapolres Gunungkidul AKB Ihsan Amin dan Kabid Humas Polda DIY AKB Anny Pudjiastuti, Kamis (3/5), mengatakan para perampok yang ditangkap ini diantaranya telah melakukan aksi perampokan Toko Emas Sahabat di Semin Gunungkidul  21 hari lalu serta melakukan aksi perampokan di sebuah toko emas di Jobong Banjarnegara. Lebih lanjut Kris Erlangga menyebutkan, mereka itu SG alias Kowo dan RS alias Ardi, ditangkap di Ciamis Jawa Barat, SN ditangkap di Ngawi, Jawa Timur dan Hy alias Ipung ditangkap di Jember, Jawa Timur. Dari keterangan tersangka itu, diketahui pelaku aksi perampokan di Semin Min...