Skip to main content

Pecah, Rekor MURI Kaos Terbesar

RADAR JOGJA-Masyarakat yang lewat di samping Galeria mall akan terheran dengan hemparan kain yang dipasang di dinding mal. Kain raksasa berbentuk kaos tersebut merupakan karya dari Jogja T-Shirt dan akhirnya tercatat dalam Rekor Musium Rekor Indonesia (MURI) dengan kategori terbesar.

Jogja T-Shirt bersama Galiria Mall memasang kaos terbesar dengan ukuran 36 x 46 meter tersebut dan berhasil menggungguli rekor sebelumnya yang berukuran 20 kali 20 meter. Kaos bergambar ilustrasi landmark khas Jogjakarta yang tergambar dalam kaos raksasa tersebut merupakan karya seniman Febrianto Tri Kurniawan.

Pria yang lulusan dari Institut Seni Indonesia (ISI) tahun 2007 ini mengungkapkan ide awal pembuatna kaos tersebut. Kebetulan bersama pemilik Jogja T-Shirt, Sugiarto menginginkan sesuatu yang beda, di sela-sela menggeluti bisnis t-shirt.

"Dua hari, setelah diungkapkan ide awal, maka langsung saja kita merealisasikannya. Untuk menggambar dibutuhkan waktu sekitar 60 hari atau dua bulan, termasuk kehujanan tiga hari," papar Febrianto Tri Kurniawan usai pemberian penghargaan oleh MURI kemarin.

Bayi-sapaan Febrianto Tri Kurniawan mengungkapkan, sebenarnya kendala pembuatan itu tidak terlalu berat. Dia hanya merasakan panasnya karena harus melukis di luar ruangan serta tidak ada tempat yang lebih luas dari halaman kantor Jogja T-Shirt.

Sedangkan Pemimpin Jogja T-Shirt Sugiarto mengakui bahan kaos yang dia habiskan sebanyak 375 kilogram dan cat sebanyak 90 kilogram. Secara nilai uang, Koh Sui-biasa Sugiarto disapa, tidak mau mau mengungkapkannya.

"Saya menggunakan bahan kaos poliester agar lebih awet mengingat saat pemasangan sangat sulit. Kita membutuhkan waktu sekitar tiga hari untuk memasangnya saja," jelas Koh Sui.

Diakui, kaos raksasa tersebut sekaligus menjadi penanda Jogja T-Shirt yang akan lebih fokus pada penjualan produk kaos dengan tema-tema landmark soal Jogjakarta. Hingga kini, perusahaan pembuat kaos yang dipimpinnya telah membuat 40 desain mengenai Jogjakarta dan itu akan terus berkembang.

"Kami juga akan menjual produk kaos dengan tema yang sama, landmark Jogjakarta di angkringan Kaos. Jogja T-Shirt telah membuat 10 tempat angkringan seperti Galeria Mall, Dagen, Alun-Alun Utara dan rencananya akan dibangun lagi di beberapa tempat seperti Prambanan, Borobudur dan tempat strategis lain," imbuhnya.

Soal harga, Koh Sui menegaskan karena dijual di angkringan pihaknya tidak menjual dengan harga mahal, kisarannya Rp 25 ribu hingga Rp 35 ribu.Sementara itu, Gusti Prabukusumo yang membuka resmi acara launching kaos raksasa tersebut menyambut baik kreatifitas Jogja T-Shirt dan seniman Febrianto Tri Kurniawan. Menurutnya, hingga kini belum banyak produsen kaos yang mengangkat Jogjakarta dengan model landmark. "Sangat bagus sebagai bagian dari kreatifitas dan identitas Jogjakarta yang dikenal sebagai tempat pariwisata," kata Gusti Prabu.

Bagaimanapun, Jogjakarta tidak terlepas dari kesan itu bagi masyarakat luar. Apalagi dalam gambar yang dituangkan dalam kaos tersebut, ada simbolisme hubungan manusia dan hubungan Tuhan yang diwujudkan dalam berbagai gambar seperti prajurit kraton, tugu, Dono Pertopo (gapura keraton) dan Gunung Merapi.

Selain 'dihujani' kaos raksasa yang merupakan karya Unconventional Media, Galeria Mall juga dipenuhi dengan theatrical ad dan puluhan manusia dalam kaos tandem. (hes)

Comments

Popular posts from this blog

Partisipasi Pemilu 2019 Kota Jogja 84,9 Persen & Kulon Progo 86, 49 Persen

Yogyakarta (ANTARA) - Kota Yogyakarta mencatat tingkat partisipasi pemilih pada Pemilu 2019 yang cukup tinggi yaitu mencapai 84,9 persen khususnya untuk pemilihan presiden dan wakil presiden. “Tingkat partisipasi tersebut melebihi target yang kami tetapkan yaitu 77,5 persen. Mungkin ini adalah tingkat partisipasi pemilu yang paling tinggi pernah diraih,” kata Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Yogyakarta Hidayat Widodo, di Yogyakarta, Kamis. Pada pemilihan presiden dan wakil presiden, KPU Kota Yogyakarta mencatat total jumlah pemilih yang memiliki hak pilih mencapai 324.903 orang, namun pemilih yang menggunakan hak pilihnya tercatat sebanyak 275.552 orang. Berdasarkan data, ada sebanyak 47.249 pemilih dalam daftar pemilih tetap (DPT) yang tidak menggunakan hak suaranya, sedangkan dalam daftar pemilih tetap tambahan terdapat 2.096 pemilih yang tidak menggunakan hak suaranya, serta enam pemilih dalam daftar pemilih khusus yang tidak menggunakan hak suaranya. Ia pun berhara

Tanah Pesisir DIY Terus Melambung

Perkembangan wisata dan megaproyek di pesisir selatan DIY, tepatnya di kawasan Gunungkidul dan Kulonprogo mendongkrak harga tanah. Tidak tanggung-tanggung,harga tanah yang awalnya berkisar Rp30.000 per meter,kini sudah lebih dari Rp200.000. Tidak heran, banyak warga berlomba-lomba melepaskan tanah kepada investor. Dalam satu tahun terakhir, lonjakan harga tanah tidak bisa dihindari lagi.Sugeng,salah satu warga Bruno, Ngestirejo, Tanjungsari mengatakan, dua tahun yang lalu harga tanah masih berkisar Rp35.000 setiap meternya. “Namun, saat ini harganya lebih dari Rp200.000 untuk tanah bersertifikat,”ungkapnya. Dia pun menunjukkan beberapa lahan yang siap dilepas pemiliknya. Selain itu, dalam satu tahun terakhir banyak warga luar yang mulai melirik untuk membeli tanah di sekitar pantai. “Belum lagi dengan rencana pengembangan Pantai Krakal. Sudah banyak orang yang pesan kalau ada tanah yang mau dijual,”ucapnya. Saat ini di sekitar Pantai Krakal sudah banyak berdiri bangunan layakn

Tercemar Limbah, Warga Bantul Semen Saluran Irigasi

Bantul - Sejumlah warga Dusun Karangnongko menutup saluran irigasi yang melintas di Jalan Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Bantul. Hal itu karena air pada saluran tersebut berbau menyengat dan berwarna putih pekat. Pantauan detikcom, puluhan warga berkumpul di Jalan Karangnongko sembari membawa papan bertuliskan 'sungai disegel warga' dan 'hukum berat pencemar lingkungan'. Selanjutnya, puluhan warga meletakkan batako pada saluran irigasi tersebut. Tak hanya itu, warga mulai menempelkan adonan semen pada material bangunan itu hingga menutupi saluran irigasi tersebut. Setelah itu, warga meletakkan beberapa karung berisi pasir di depan dinding yang terbuat dari tumpukan material bangunan. Warga Dusun Karangnongko, Kelurahan Panggungharjo, Sewon, Bantul, Waljito menjelaskan, penyegelan saluran irigasi ini sebagai bentuk protes warga terhadap pencemaran limbah yang telah berlangsung selama belasan tahun. Sampai saat ini permasalahan tidak kunj